Penyakit Difteri - Gejala dan Pengobatan Dengan Vaksin Difteri
Selasa, 06 Maret 2018
Difteri merupakan salah satu
penyakit atau virus yang mulai mengancam dan sudah dilaporkan di seluruh dunia,
demikian informasi menurut World Health Organization (WHO). Data yang telah dihimpun
dari seluruh dunia sudah mencapai 7.097 Kasus difteri, serta diantara data
tersebut Negara Indonesia ikut menyumbang sebanyak 342 kasus difteri.
Kasus difteri di Indonesia tercatat
sudah mencapai 3.353 kasus yang dilaporkan sejak tahun 2011 hingga 2016,
difteri menjadi kejadian luar biasa (KLB) sejak tahun 2011. Dari data tersebut Indonesia
merupakan urutan ke 2 terbanyak kasus difteri setelah Negara India.
Difteri merupakan salah satu
kasus yang berbahaya terutama bagi anak anak, karena sekitar 3.353 kasus
difteri yang ada di Indonesia, sekitar 110 diantaranya meninggal dunia. Dan kurang
lebih 90% penderita difteri memiliki riwayat imunisasi difteri yang tidak
lengkap.
Dari hal tersebut mari kita bahas
terlebih dahulu apa itu difteri, dan apa penyebab terjangkitnya difteri, dan
bagaimana cara penanganan atau pengobatan terkait difteri tersebut.
Difteri merupakan salah satu
penyakit atau infeksi bakteri yang pada umumnya disebabkan oleh bakteri Corynebacterium,biasanya
bakteri tersebut menyerang pada selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, dan
juga dapat mempengaruhi kulit. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang
menular dan dapat membahayakan nyawa sang penderita.
Gejala Difteri itu sendiri
biasanya berupa sakit tenggorokan, demam, serta membentuk lapisan di amandel
dan tenggorokan. Infeksi difteri tersebut juga dapat menyebar ke jantung, dan system
saraf.
Berikut beberapa tanda – tanda atau gejala yang terjadi pada penderita
difteri :
1.Tenggorokan dilapisi selaput tebal warnanya abu
abu
2.Pembengkakan kelenjar pada
leher
3.Terjadi radang tenggorokan dan
sesak nafas
4.Gangguan pada pernafasan dan
saat menelan
5.Keluar cairan pada hidung, dan
ngiler
6.Mengalami demam dan menggigil
7.Batuk yang keras
8.Mengalami perasaan tidak nyaman
9.Perubahan pada penglihatan atau
gangguan penglihatan
10.Bicara melantur
11.Tanda tanda mendadak, seperti
kulit menjadi pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar kencang
Hal tersebut di atas merupakan
gejala yang biasanya menderita difteri, untuk lebih jelasnya dan jika kita mengalami
kekawatiran dengan salah satu gejala di atas, bias langsung dikonsultasikan
dengan dokter terdekat.
Komplikasi yang disebabkan oleh infeksi difteri :
Mengalami masalah pada pernafasan
Terjadi kerusakan pada jantung
Terjadi kerusakan pada saraf
Difteri hipertoksik (mengalami
pendarahan yang parah dan gagal ginjal)
Pencegahan Difteri menggunakan Vaksin
Vaksin difteri merupakan langkah
pencegahan yang paling efektif. Vaksin difteri tersebut sudah tergabung dalam
vaksin DPT yang meliputi difteri, tetanus, dan pertussis atau bias juga disebut
batuk rejan .
Bagi anak – anak di Indonesia vaksin
DPT tersebut merupakan imunisasi wajib dan harus dilakukan oleh anak anak
dengan tahapan sebanyak 5 kali vaksin atau imunisasi, Antara lain pada saat
usia masih 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun.
Setelah proses vaksin DPT
selesai, kemudian dapat dilanjutkan dengan imunisasi atau vaksin jenis Tdap/Td
pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulang kembali setiap 10
tahun untuk memperoleh perlindungan dengan hasil yang maksimal.
Perlindungan tersebut pada
umumnya dapat melindungi anak anak dari infeksi difteri seumur hidup. Sehingga jangan
tunggu terserang penyakitnya baru kita bingung cari pengobatannya, mulai saat
ini silahkan segera lakukan imunisasi atau vaksin difteri. Untuk informasi
lebih lanjut terkait vaksin difteri silahkan menghubungi dokter anda.
Informasi dari artikel ini hanya
sebatas pemberi informasi supaya kita semua dapat lebih waspada terhadap
penyakit difteri yang sudah menyebar di Indonesia. Jika ada masukan atau
kritikan silahkan komentar di bawah ya.