Bagaimana Cara Menjelaskan Pada Anak Tentang Kejahatan Terorisme ?
Selasa, 22 Mei 2018
Setelah terjadinya tragedi pengeboman di Surabaya dan sidoarjo Jawa
Timut beberapa waktu belakangan ini, banyak sekali media yang memberitakan
tentang kejadian bom yang dilakukan oleh teroris, bahkan banyak media cetak,
media online dan juga televise menyiarkan lokasi terjadinya bom Surabaya dan
sidoarjo tersebut, bahkan media online yang paling bahaya mereka menampilkan
foto foto korban yang tidak layak untuk dilihat atau di publikasikan.
Seketika setelah kejadian bom Surabaya muncul hampir seluruh media
elektronik menyoroti peristiwa keji tersebut, sehingga membuat kita menjadi
merasa kawatir, bukan kawatir kita takut di bom, tapi kawatir terhadap mental
dari anak – anak kita yang hampir setiap hari setelah kejadian ledakan bom di
Surabaya dan sidoarjo tersebut diberitakan oleh media elektronik dan banyak di
shared di media social.
Kekawatiran yang muncul adalah pertanyaan dari anak – anak kita ketika
melihat kejadian ledakan bom yang dilakukan oleh teroris tersebut. Pernakah
kita berpikir apa dampak yang ditimbulkan ketika anak – anak terkena paparan
informasi seputar terorisme dan ledakan bom tersebut? Dan apa yang ada dalam
hati mereka terkait terorisme ketika anak anak melihat dan mendengar informasi
tersebut? Kita sebagai orang tua dirasa perlu untuk menjelaskan dengan baik
sebelum anak anak menjadi ketakutan dan juga berpikir sesuatu yang bisa jadi
salah terkait terorisme karena kurangnya penjelasan yang baik dari orang
tuanya.
Maka baru baru ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan
panduan bagaimana menjelaskan pada anak tentang kejahatan terorisme. Berikut
beberapa penjelasan yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud RI.
Bagaimana Cara Menjelaskan Pada
Anak Tentang Kejahatan Terorisme ?
PANDUAN ORANG TUA KEPADA
ANAKNYA
- Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Ajak anak untuk menghindari isu dan spekulasi.
- Hindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.
- Identifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan bersama tetap perlu.
- Bantu anak mengungkapan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bilas ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan yang didasarkan pada prasangka.
- Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan komunikasi rutin penting untuk mendukung anak.
- Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
PANDUAN UNTUK GURU KEPADA
SISWANYA
- Pertama, sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
- Kedua, bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu dan spekulasi.
- Ketiga, beri kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan keluarganya.
- Keempat, arahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
- Kelima, kembali pada rutinitas normal. Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
- Keenam, ajak siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling menjaga.
- Ketujuh, ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
Anak anak kita merupakan asset masa depan bangsa yang tentu saja harus
kita Didik dan kita pupuk dengan baik sejak dini dalam hal membela negara dan
juga memahami dengan baik kondisi yang terjadi saat ini di sekitarnya. Dan
jangan lupa berikan pemahman yang tepat sesuai dengan umurnya. Sehingga teroris
segera dibasmi dan tidak terjadi lagi aksi terror yang membuat Indonesia
menjadi tidak kondusif.